25 Desember 2010

5 Hal Yang Paling Dibenci Alfred Riedl Ketika Wawancara


Seiring melesatnya popularitas tim nasional Indonesia, pelatih Alfred Riedl pun terkena imbasnya. Meski pelatih 61 tahun asal Austria ini tak menginginkan atau menyadarinya.

Riedl terkenal keras dalam menerapkan disiplin kepada para pemainnya. Pelatih asal Austria itu tak ragu memarahi pemainnya bila melanggar aturan yang sudah dibuatnya.

Ketegasan Riedl terbukti saat mencoret nama Boaz Solossa dari timnas. Striker Persipura Jayapura itu didepak setelah tak kunjung memenuhi panggilan PSSI mengikuti pemusatan latihan tahap terakhir.

Di lapangan, Riedl juga tak segan-segan memarahi pemainnya yang tak serius dalam latihan. Tak peduli apakah pemain tersebut bintang lapangan atau tidak. Seluruh pemain diperlakukan sama oleh Riedl.

Tak hanya kepada para pemainnya, sikap yang sama juga ditunjukkan Riedl saat bersinggungan dengan media. Riedl tak segan-segan menegur, bahkan menolak permintaan wartawan bila tak sesuai dengan prinsipnya.

Selama menangani timnas, setidaknya terekam lima hal yang tidak disukai oleh Riedl saat berhadapan dengan wartawan. Baik itu saat jumpa pers maupun ketika diwawancara seusai memimpin anak buahnya.

Berikut 5 hal paling dibenci Riedl saat sesi wawancara:
1. Suara gaduh saat jumpa pers
Dalam jumpa pers pertamanya di Indonesia, Riedl telah memberi lampu kuning kepada para wartawan. Riedl berang ketika terjadi kegaduhan saat dirinya sedang menjawab pertanyaan salah seorang wartawan.

"If you are my players, you will have a trouble (Jika Anda pemain saya, maka Anda akan mendapatkan masalah)," katanya kala itu.

2. Pertanyaan seputar penampilan pemainnya secara individu
Dalam sesi tanya jawab, Riedl juga tidak akan pernah mau memberikan penilaian mengenai penampilan masing-masing pemainnya. Riedl juga tidak pernah menyalahkan ataupun memuji salah satu pemainnya.

Menurut Riedl keberhasilan timnya dalam sebuah pertandingan bukan hasil kerja satu pemain saja. "Kalau kami kalah, silahkan salahkan saya," katanya.

3. Diarahkan oleh 'sutradara'
Euforia kemenangan beruntun timnas di Piala AFF 2010 disambut dengan antusias oleh media. Terbukti dengan meningkatnya jumlah peliput yang selalu hadir pada setiap latihan timnas.

Lonjakan arus pemberitaan timnas mulai meningkat sejak Indonesia sukses mempermalukan Malaysia 5-1. Beberapa pemain yang dianggap sebagai bintang pun menjadi incaran seluruh media hingga infotainment.

Riedl kembali berang saat beberapa media mulai melakukan wawancara di Hotel Sultan, Senayan, tempat timnya menginap. Apalagi, saat media meminta pemain-pemainnya untuk mengucapkan kata-kata promo di depan kamera. Riedl
sendiri dengan tegas menolak untuk melakukan hal tersebut.

"Anda tidak perlu mengatur teks yang akan saya sampaikan di depan kamera," katanya saat diminta mengucapkan himbauan agar penonton tidak membawa kembang api ke dalam stadion.

4. Mengangkat telepon saat jumpa pers
Di Palembang, Alfred Riedl pernah menegur salah seorang wartawan yang mengangkat teleponnya saat dirinya memberikan penjelasan. Menurutnya, sikap tersebut tidak sopan dan tidak menghargai dirinya.

"Sangat tidak sopan bila Anda berbicara dengan orang lain saat saya memberikan penjelasan mengenai pertanyaan Anda,"katanya.

5. Sentuhan fisik
Menepuk pundak bagi sebagian orang merupakan simbol keakraban. Namun, hal ini sepertinya tidak berlaku bagi Alfred Riedl.

Dalam sebuah kesempatan Riedl terlihat kesal setelah pundaknya ditepuk oleh seorang wartawan seusai memberikan keterangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.

Dengan nada serius Riedl mengatakan "Jangan pernah sentuh saya. "Saya tidak bercanda, jangan pernah mengulanginya lagi," tegasnya.


Sumber : http://blognyajose.blogspot.com/2010/12/blog-post.html

9 komentar:

  1. salut pak de!
    disiplin tetep disiplin
    bukti bukan janji

    BalasHapus
  2. INILAH PELATIH YG DITUNGGU2 NEGARA KITA COZ MAYORITAS PEMAIN KITA MANJA2..

    BalasHapus
  3. teruskan kong!!buat mata para pelatih indonesia ini melek,,,biar jangan mikirin bayaran doang waktu melatih timnas

    BalasHapus
  4. good rield..setuju...

    BalasHapus
  5. Saya dulu juga pemain sepakbola sewaktu masa SMA, namun utk Timnas yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya berdiri, belajar ke itali, luar sono.. silih berganti... utk 15 thn terakhir ini, sampai kapanpun tidak akan bisa berbicara melawan team Asia ; korea, jepang, china .. hanya lingkup tenggara saja sudah terseok-seok. Apa sebabnya?

    Kita ada Rudihartono,liem s,Djoko, Taufik H(batmithon) kenapa bisa juara dunia?

    Apasebabnya sepakbola tidak bisa juara dunia?
    Tidak ada keseriusan hidup disepakbola, tidak mempunyai pribadi bola, hidup dibola tidak menjamin, tidak ada mental utk jadi pemain yang handal hanya sekeder main dan banyaknya kepentingan gol yang sangat2 ribet... dan tetekbengek segalanya.

    BalasHapus
  6. MANTAP !! PRINSIPIL BGT .. TEGAS,,PINTAR DAN SERIUS

    BalasHapus
  7. Nurdin tuh yang mesti diilangin istilah jawanya RAI TEMBOK NDAS TENK, bikin malu kok diterusin...takut gak punya penghasilan selepas dr PSSI ya

    BalasHapus
  8. Mending Om Riedl jadi ketua PSSI mantab dah

    BalasHapus

Related Posts with Thumbnails